Merupakan hari yang bersejarah di tahun 2015, karena Hari Pendidikan Nasional Tanggal 2 Mei 2015 bertepatan dengan Hari Raya saraswati yang secara Hindu merupakan Hari Ilmu Pengetahuan. Sanghyang Aji Saraswati sebagai lambang Sanghyang Ilmu Pengetahuan dipuja sebagi penghormatan ats lahirnya Ilmu Pengetahuan itu. SMP Negeri 3 Selat merayakan Hari Raya Saraswati dengan segenap warga sekolah. Sebagai pemuput dari upacara tersebut adalah Jro Mangku Dibya saking Desa Adat Geriana Kangin.
Seluruh warga sekolah baik guru-guru, pegawai dan siswa melaksanakan persembahyangan dengan khusuk. Rangkaian dari persembahyangan tersebut diawali dengan Tari Rejang Dewa oleh siswi-siswi SMP N 3 Selat yang dilajutkan dengan Tari Puspanjali. Dalam kegiatan persembahyangan tersebut, tidak sedikit pula hadir alumni-alumni SMP Negeri 3 Selat untuk menghaturkan bakti kehadapan Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan.
Sebagai akhir kegiatan persembahyangan tersebut, digelar acara ramah tamah dan makan bersama seluruh guru dan staf SMP Negeri 3 Selat.
Pada masyarakat awam bertanya apa maksud menyembah dewa-dewa atau dewi-dewi melalui simbol-simbol atau patung, gambar dan sebagai-nya? Padahal Tuhan hanya satu, kenapa ada ba-nyak dewa atau dewi?
Dewa berasal dari kata''div" yaitu sinar/pan-caran. Pengertiannya adalah bahwa Tuhan itu adalah satu, tapi mempunyai aspek-aspek de-ngan pancaran sinar-Nya (Nur Illahi) yang bermacam-macam sesuai dengan fungsinya. ang bermacam-macam sesuai dengan fungsinya. Pada saat menciptakan disebut Brahma, saat memelihara disebut Wishnu, dan saat pendaurulang disebut Shiwa, dan sebagainya. Tapi sebenarnya Brahma, Wishnu, Shiva adalah satu (Trimurti).
Para dewa ini mempunyai pendamping (Shak-ti), yaitu: Brahma shakti-Nya Saraswati, Wishnu shakti-Nya Lakshmi dan Shiwa shakti-Nya Parvati (Durga). Disini Dewi Saraswati sebagai aspek Tuhan Yang Maha Esa pada saat menganugrah-kan/munurunkan ilmu pengetahuan (vidya), ke-cerdasan, ucapan, musik, budaya dan seba-gainya. Demikian pula dijabarkan dalam konsep Gayatri yang terdiri dari tiga aspek, yaitu: Saras-wati menguasai ucapan/tutur kata, Gayatri me-nguasai intelek/budhi dan savitri yang menguasai prana/nafas.
Jadi makna pemujaan Dewi Saraswati adalah memuja dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan memfokuskan pada aspek Dewi Sa-raswati (simbol vidya) atas karunia ilmu penge-tahuan yang di karuniakan kepada kita semua, sehingga akan terbebas dan avidyam (kebodoh-an), agar dibimbing menuju ke kedamaian yang abadi dan pencerahan sempurna.
===============================================================
PERAYAAN HARI RAYA SARASWATI
Hari
Raya Saraswati yaitu hari Pawedalan Sang Hyang Aji Saraswati, jatuh
pada tiap-tiap hari Saniscara Umanis wuku Watugunung. Pada hari itu kita
umat Hindu merayakan hari yang penting itu. Terutama para pamong dan
siswa-siswa khususnya, serta pengabdi-pengabdi ilmu pengetahuan pada
umumnya.
Pada hari Sabtu wuku Watugunung itu, semua pustaka
terutama Weda dan sastra-sastra agama dikumpulkan sebagai lambang stana
pemujaan Dewi Saraswati. Di tempat pustaka yang telah ditata rapi
dihaturkan upacara Saraswati. Upacara Saraswati yang pa-ling inti adalah
banten (sesajen) Saraswati, daksina, beras wangi dan dilengkapi dengan
air kumkuman (air yang diisi kembang dan wangi-wangian). Banten yang
lebih besar lagi dapat pula ditambah dengan banten sesayut Saraswati,
dan banten tumpeng dan sodaan putih-kuning. Upacara ini dilangsungkan
pagi hari dan tidak boleh lewat tengah hari.Widhi widhana (bebanten =
sesajen) terdiri dari peras daksina, bebanten dan sesayut Saraswati,
rayunan putih kuning serta canang-canang, pasepan, tepung tawar, bunga,
sesangku (samba = gelas), air suci bersih dan bija (beras) kuning.
Pemujaan / permohonan Tirtha Saraswati dilakukan mempergunakan bahan-bahan: air, bija, menyan astanggi dan bunga.
• Ambil setangkai bunga, pujakan mantra:
Om, puspa danta ya namah.
• Sesudahnya dimasukkan kedalam sangku. Ambil menyan astanggi, dengan mantram
"Om, agnir, jyotir, Om, dupam samar payami".
• Kemudian masukkan ke dalam pedupaan (pasepan).
• Ambil beras kuning dengan mantram :
"Om, kung kumara wijaya Om phat".
• Masukkan kedalam sesangku.
• Setangkai bunga dipegang, memusti dengan anggaranasika, dengan mantram:
-> Om, Saraswati namostu bhyam Warade kama rupini Siddha rastu karaksami Siddhi bhawantu sadam.
ARTI
: Om, Dewi Saraswati yang mulia dan maha indah,cantik dan maha mulia.
Semoga kami dilindungi dengan sesempurna-sempurnanya. Semoga kami selalu
dilimpahi kekuatan.
-> Om, Pranamya sarwa dewanca para matma nama wanca.rupa siddhi myaham.
ARTI
: Om, kami selalu bersedia menerima restuMu ya para Dewa dan Hyang
Widhi, yang mempunyai tangan kuat. Saraswati yang berbadan suci mulia.
-> Om Padma patra wimalaksi padma kesala warni nityam nama Saraswat.
ARTI
: Om, teratai yang tak ternoda, Padma yang indah bercahaya. Dewi yang
selalu indah bercahaya, kami selalu menjungjungMu Saraswati.
•
Sesudahnya bunga itu dimasukkan kedalam sangku. Sekian mantram
permohonan tirta Saraswati. Kalau dengan mantram itu belum mungkin, maka
dengan bahasa sendiripun tirta itu dapat dimohon, terutama dengan
tujuan mohon kekuatan dan kebijaksanaan, kemampuan intelek, intuisi dan
lain-lainnya.
• Setangkai bunga diambil untuk memercikkan tirtha
ke pustaka-pustaka dan banten-banten sebanyak 5 kali masing-masing
dengan mantram:
o Om, Saraswati sweta warna ya namah.
o Om, Saraswati nila warna ya namah.
o Om, Saraswati pita warna ya namah.
o Om, Saraswati rakta warna ya namah.
o Om, Saraswati wisma warna ya namah.
• Kemudain dilakukan penghaturan (ngayaban) banten-banten kehadapan Sang Hyang Aji Saraswati
• Selanjutnya melakukan persembahyangan 3 kali ditujukan ke hadapan :
o Sang Hyang Widhi (dalam maniftestasinya sebagai Çiwa Raditya).
o Sang Hyang Widhi (dalam manifestasinya sebagai Tri Purusa)
o Dewi Saraswati.
• Ucapkan mantra berikut:
1. Om, adityo sya parajyote rakte tejo namastute sweta pangkaja madyaste Baskara ya namo namah.
Om, rang ring sah Parama Çiwa Dityo ya nama swaha.
ARTI
: Om, Tuhan Hyang Surya maha bersinar-sinar merah yang utama. Putih
Iaksana tunjung di tengah air, Çiwa Raditya yang mulia. Om, Tuhan yang
pada awal, tengah dan akhir selalu dipuja.
2. Om, Pancaksaram maha tirtham, Papakoti saha sranam Agadam bhawa sagare. Om, nama Çiwaya.
ARTI : Om, Pancaksara Iaksana tirtha yang suci. Jernih pelebur mala, beribu mala manusia olehnya. Hanyut olehnya ke laut lepas.
3. Om, Saraswati namostu bhyam, Warade kama rupini, Siddha rastu karaksami, Siddhi bhawantume sadam.
ARTI
: Om Saraswati yang mulia indah, cantik dan maha mulia, semoga kami
dilindungi sesempurna-sempurnanya, semoga selalu kami dilimpahi
kekuatan.
Sesudah sembahyang dilakukan metirtha dengan cara-cara dan mantram-mantram sebagai berikut :
• Meketis 3 kali dengan mantram:
o Om, Budha maha pawitra ya namah.
o Om, Dharma maha tirtha ya namah.
o Om, Sanghyang maha toya ya namah.
• Minum 3 kali dengan mantram:
o Om, Brahma pawaka.
o Om, Wisnu mrtta.
o Om, Içwara Jnana.
• Meraup 3 kali dengan mantram :
o Om, Çiwa sampurna ya namah.
o Om, Çiwa paripurna ya namah.
o Om, Parama Çiwa suksma ya namah.
•
Terakhir melabahan Saraswati yaitu makan surudan Saraswati sekedarnya,
dengan tujuan memohan agar diresapi oleh wiguna Saraswati
Menurut
keterangan lontar Sundarigama tentang Brata Saraswati, pemujaan Dewi
Saraswati harus dilakukan pada pagi hari atau tengah hari. Dari pagi
sampai tengah hari tidak diper-kenankan membaca dan menulis terutama
yang menyangkut ajaran Weda dan sastranya. Bagi yang melaksanakan Brata
Saraswati dengan penuh, tidak membaca dan menulis itu dilakukan selama
24 jam penuh. Sedangkan bagi yang melaksanakan dengan biasa, setelah
tengah hari dapat membaca dan menulis. Bahkan di malam hari dianjurkan
melakukan malam sastra dan sambang samadhi dengan tujuan menemukan
pencerahan Ida Hyang Saraswati
Besoknya pada hari Radite (Minggu)
Paing wuku Sinta di-langsungkan upacara Banyu Pinaruh. Kata Banyu
Pinaruh artinya air ilmu pengetahuan. Upacara yang dilakukan yakni
menghaturkan laban nasi pradnyam air kumkuman dan loloh (jamu) sad rasa
(mengandung enam rasa). Pada puncak upacara, semua sarana upacara itu
diminum dan dimakan(nasi kuning garam, telur ndi sertai dengan puja
mantra Om, Ang Çarira sampurna ya namah swaha.).
Upacara lalu ditutup dengan matirtha. Upacara ini penuh makna yakni sebagai lambang meminum air suci ilmu pengetahuan. Penutup
==============================================================
MAKNA DARI PERAYAAN HARI SARASWATI.
Dan perayaan ini kita dapat mengambil hik-mahnya, antara lain:
1.
Kita harus bersyukur kepada Hyang Widhi atas kemurahan-Nya yang telah
menganugrahkan vidya (ilmu pengetahuan) dan kecerdasan kepada kita
semua.
2. Dengan vidya kita harus terbebas dari avidya (kebodohan)
dan menuju ke pencerahan, kebe-naran sejati (sat) dan kebahagiaan
abadi.
3. Selama ini secara spiritual kita masih tertidur lelap
dan diselimuti oleh sang maya (ketidak-benaran) dan avidyam (kebodohan).
Dengan vidya ini mari kita berusaha untuk melek/eling/bangun dan tidur
kita, hilangkan selimut maya, sadarilah bahwa kita adalah atma, dan
akhirnya tercapailah nirwana.
4. Kita belajar dan angsa untuk
menjadi orang yang lebih bijaksana. Angsa bisa menyaring air, memisahkan
makanan dan kotoran walaupun di air yang keruh/kotor atau lumpur. Juga
jadilah orang baik, seperti buruk merak yang berbulu cantik, indah dan
cemerlang walaupun hidupnya di hutan.
5. Kita masih
memerlukan/mempelajari ilmu pengetahuan dan sains yang sekuler, tetapi
harus diimbangi dengan ilmu spiritual dengan peng-hayatan dan bakti yang
tulus.
6.Laksanakan Puja/sembahyang sesuai de-ngan kepercayaannya
masing-masing secara sederhana dengan bakti yang tulus/ihlas, bisa
dirumah, kuil, atau pura dan lain-lain.
Awali dengan Ganesh
Mantra, 0m nama saraswati mata ya namah, Tri sandia, Gayatri Saraswati,
Mantra Asatoma, Mantra Shanti Universal (Loka samasta sukino bhavantu).
Bila dilaksanakan agnihotra (homa yajna) baca 108 Saraswati Nawamali dan
ditutup dengan Aarati Sarasvati. Dalam puja ini dianjurkan banyak
mem-baca Gayatri Mantra (bait pertama Tri sandia) secara berulang-ulang.
===============================================================
PENUTUP
Berdasarkan
uraian-uraian diatas, maka Sarasvati di dalam Veda pada mulanya adalah
dewi Sungai yang diyakini amat suci. Dalam perkembangan selanjutnya,
Sarasvati adalah dewi Ucap, dewi yang memberikan inspirasi dan kahirnya
ia dipuja sebagai dewi ilmu pengetahuan.
Perwujudan Dewi Saraswati
sebagai dewi yang cantik bertangan empat dengan berbagai atribut yang
dipegangnya mengandung makna simbolis bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah
sumber ilmu-pengetahuan, sumber wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang terhimpun
dalam kitab suci Catur Veda dan lain-lain menunjukkan bahwa simbolis
tersebut memiliki nilai yang sangat tinggi dengan latar belakang
filosofis yang sangat dalam.
Demikian semoga Ida Sang Hyang Widhi
senantiasa memberikan waranugrahanya berupa inspirasi, kejernihan
pikiran serta kerahayuan yang didambakan oleh setiap orang.
Om Sarve sukhino bhavantu, sarve santu niramayah, sarve bhadrani pasyantu, ma kascid duhkh bhag bhavet.
Ya
Tuhan Yang maha Esa, anugrahkanlah semoga semuanya memperoleh
keselamatan dan kebahagiaan. Semoga semuanya memperoleh kedamaian.
Semoga semuanya memperoleh keutamaan dan semuanya terbebas dari segala
duka dan penderitaan.
Om Santih, Santih, Santih, Om.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar